BACAAN QURAN

Listen to Quran

Saturday 10 October 2015

MEMERHATI "ZINA" YANG BERLELUASA.

Agak lama tak meluahkan pendapat di sini. Hari ini digagahi jua menulis sesuatu yang tajuknya semacam biasa-biasa dan semua orang anggap mereka terhindar dari melakukannya.
Alhamdulillah, andai kita mampu menghindari perbuatan ZINA. Namun , adakah kita sedar bahawa saat kita LIKE dan SHARE ,UPLOAD, DOWNLOAD juga kita sedang berZINA.

Fikirkanlah,, Peringatan Allah swt.. JANGAN KAMU HAMPIRI ZINA.

Media soaial yang pelbagai dan lambakan gadjet telah menjadi medium ZINA yang kita tidak sedar.
Teknologi yang sangat canggih ini seolah-olah cuba menyaingi TEKNOLOGI ALLAH. Manusia alpa bahawa setiap ciptaan manusia ada baik dan buruknya.
Kesan terlalu obses dengan media sosial:

  1. Menjadikan hubungan dengan orang dekat semakin jauh.
  2. Mendekatkan hubunga orang yang lama tak dihubungi.
  3. Menambah kenalan baru.
  4. Bla..bla...bla..

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

  1. بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم

    Suri Tauladan Rasulullah SAW Yang Baik 

    Larangan berbuat zina

    Berikut ini akan kami sampaikan beberapa Firman Allah SWT dan hadits yang shahih tentang larangan berbuat zina, semoga dengan penjelasan ini kita bisa mengamalkannya dan kita terhindari dari perbuatan zina.

    Firman Allah :

    وَ لاَ تَقْرَبُوا الزّنى اِنَّه كَانَ فَاحِشَةً، وَ سَآءَ سَبِيْلاً. الاسراء:32
    Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. [QS. Al-Israa’ : 32

    اَلزَّانِيَةُ وَ الزَّانِيْ فَاجْلِدُوْا كُلَّ وَاحِدٍ مّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ وَّ لاَ تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِيْ دِيْنِ اللهِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ، وَ لْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَآئِفَةٌ مّنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ. اَلزَّانِيْ لاَ يَنْكِحُ اِلاَّ زَانِيَةً اَوْ مُشْرِكَةً وَّ الزَّانِيَةُ لاَ يَنْكِحُهَآ اِلاَّ زَانٍ اَوْ مُشْرِكٌ، وَحُرّمَ ذلِكَ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ. النور:2-3
    Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu (menjalankan) agama Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari kiamat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. (2) Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki yang musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin. (3) [QS. An-Nuur : 2-3]

    وَ الّتِيْ يَأْتِيْنَ اْلفَاحِشَةَ مِنْ نّسَآئِكُمْ فَاسْتَشْهِدُوْا عَلَيْهِنَّ اَرْبَعَةً مّنْكُمْ، فَاِنْ شَهِدُوْا فَاَمْسِكُوْهُنَّ فِى اْلبُيُوْتِ حَتّى يَتَوَفّهُنَّ اْلمَوْتُ اَوْ يَجْعَلَ اللهُ لَهُنَّ سَبِيْلاً. وَ الَّذنِ يَأْتِينِهَا مِنْكُمْ فَاذُوْهُمَا، فَاِنْ تَابَا وَ اَصْلَحَا فَاَعْرِضُوْا عَنْهُمَا، اِنَّ اللهَ كَانَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا. النساء:15-16
    Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya. (15) Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji diantara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (16) [QS.An-Nisaa’ : 15-16

    وَ الَّذِيْنَ لاَ يَدْعُوْنَ مَعَ اللهِ اِلـهًا اخَرَ وَ لاَ يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ اِلاَّ بِاْلحَقّ وَ لاَ يَزْنُوْنَ، وَ مَنْ يَّفْعَلْ ذلِكَ يَلْقَ اَثَامًا. يُضعَفْ لَهُ اْلعَذَابُ يَوْمَ اْلقِيمَةِ وَ يَخْلُدْ فِيْهِ مُهَانًا. اِلاَّ مَنْ تَابَ وَ امَنَ وَ عَمِلَ عَمَلاً صَالِحًا فَاُولئِكَ يُبَدّلُ اللهُ سَيّاتِهِمْ حَسَنَاتٍ، وَ كَانَ اللهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا. الفرقان:68-70
    Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya). (yakni) akan dilipat gandakan ‘adzab untuknya pada hari qiyamat dan dia akan kekal dalam ‘adzab itu dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka mereka itu kejahatan mereka digandi Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Al-Furqaan : 68

    وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حفِظُوْنَ، اِلاَّ عَلى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ. فَمَنِ ابْتَغى وَرَآء ذلِكَ فَاُولئِكَ هُمُ اْلعدُوْنَ. المؤمنون:5-7
    Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barangsiapa mencari yang dibalik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. [QS Al-Mukminuun: 5-7

    Hadits Nabi SAW :

    عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنّى رَسُوْلُ اللهِ اِلاَّ بِاِحْدَى ثَلاَثٍ. الثَّيّبُ الزَّانِ وَ النَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَ التَّارِكُ لِدِيْنِهِ اْلمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ. مسلم 3: 1302
    Dari Abdullah (bin Mas’ud) ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal darah orang Islam yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa aku utusan Allah, kecuali dengan salah satu dari tiga sebab : 1. Orang yang sudah menikah melakukan zina, 2. Karena membunuh orang, dan 3. Orang yang murtad meninggalkan agamanya, memisahkan dari jamaah kaum muslimin”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1302] 

    عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ اِلاَّ بِاِحْدَى ثَلاَثٍ: رَجُلٌ زَنَى بَعْدَ اِحْصَانٍ فَاِنَّهُ يُرْجَمُ، وَ رَجُلٌ خَرَجَ مُحَارِبًا ِللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَاِنَّهُ يُقْتَلُ اَوْ يُصْلَبُ اَوْ يُنْفَى مِنَ اْلاَرْضِ، اَوْ يَقْتُلُ نَفْسًا فَيُقْتَلُ بِهَا. ابو داود 4: 126، رقم: 4353
    Dari Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal darah orang Islam yang bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah, kecuali salah satu dari tiga sebab : 1. Orang yang berzina padahal ia sudah menikah, maka ia harus dirajam, 2. Orang yang murtad keluar dari agamanya dan memerangi Allah dan Rasul-Nya, maka orang itu dibunuh, atau disalib, atau dibuang dari negerinya, dan 3. Atau karena dia membunuh seseorang, maka dia dibalas bunuh”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 126, no. 4353] 

    عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَزْنِى الزَّانِى حِيْنَ يَزْنِى وَ هُوَ مُؤْمِنٌ. وَ لاَ يَسْرِقُ السَّارِقُ حِيْنَ يَسْرِقُ وَ هُوَ مُؤْمِنٌ. وَ لاَ يَشْرَبُ اْلخَمْرَ حِيْنَ يَشْرَبُهَا وَ هُوَ مُؤْمِنٌ. مسلم 1: 76
    Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah berzina seorang yang berzina ketika dia berzina itu dalam keadaan iman. Dan tidaklah mencuri seorang pencuri ketika mencuri itu dalam keadaan iman. Dan tidak pula meminum khamr (seorang peminum khamr) ketika meminumnya itu dalam keadaan iman. [HR. Muslim juz 1, hal. 76]. 

    عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَزْنِى الزَّانِى حِيْنَ يَزْنِى وَ هُوَ مُؤْمِنٌ وَ لاَ يَشْرَبُ اْلخَمْرَ حِيْنَ يَشْرَبُ وَ هُوَ مُؤْمِنٌ وَ لاَ يَسْرِقُ حِيْنَ يَسْرِقُ وَ هُوَ مُؤْمِنٌ وَ لاَ يَنْتَهِبُ نُهْبَةً يَرْفَعُ النَّاسُ اِلَيْهِ فِيْهَا اَبْصَارَهُمْ وَ هُوَ مُؤْمِنٌ. البخارى 8: 13
    Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah berzina seorang yang berzina ketika ia berzina dalam keadaan beriman. Dan tidaklah meminum khamr ketika ia meminumnya dalam keadaan beriman. Dan tidaklah mencuri ketika ia mencuri dalam keadaan beriman. Dan tidaklah pula orang yang merampok harta yang orang-orang melihatnya, ia dalam keadaan beriman”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 13] 

    عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا زَنَى الرَّجُلُ خَرَجَ مِنْهُ اْلاِيْمَانُ. فَكَانَ عَلَيْهِ كَالظُّلَّةِ. فَاِذَا اِنْقَطَعَ رَجَعَ اِلَيْهِ اْلاِيْمَانُ. ابو داود 4: 222، رقم: 4690
    Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang berzina maka iman keluar darinya. Maka ia wajib menjaga diri (dari berbuat zina), dan apabila dia berhenti (dari berbuat zina) maka iman kembali kepadanya”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 222, no. 4690] 

    عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ وَ لاَ يُزَكّيْهِمْ وَ لاَ يَنْظُرُ اِلَيْهِمْ وَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ: شَيْخٌ زَانٍ وَ مَلِكٌ كَذَّابٌ وَ عَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ.مسلم 1: 102
    Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tiga golongan yang Allah tidak mau berbicara dengan mereka pada hari kiamat. Tidak membersihkan mereka, tidak mau melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang pedih : 1. Orang tua yang berzina, 2. Raja (pemimpin) yang suka berdusta dan 3. Orang fakir yang sombong”. [HR. Muslim juz 1, hal. 102] 

    عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَرْبَعَةٌ يُبْغِضُهُمُ اللهُ: اْلبَيَّاعُ اْلحَلاَّفُ وَ اْلفَقِيْرُ اْلمُخْتَالُ وَ الشَّيْخُ الزَّانِى وَ اْلاِمَامُ اْلجَائِرُ. ابن حبان فى صحيحه 12: 368، 5558
    Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Empat golongan yang Allah benci kepada mereka : 1. Pedagang yang banyak bersumpah, 2. Orang fakir yang sombong, 3. Orang tua yang berzina, dan 4. Pemimpin yang dhalim”. [HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, juz 12, hal. 368, no. 5558]. 

    عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ تُشْتَرَى الثَّمْرَةُ حَتىَّ تُطْعَمَ و قَالَ: اِذَا ظَهَرَ الزّنَا وَ الرّبَا فِى قَرْيَةٍ فَقَدْ اَحَلُّوْا بِاَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ. الحاكم فى المستدرك وقال صحيح الاسناد 2: 43، رقم: 2261
    Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW melarang menjual buah sehingga bisa dimakan, dan beliau bersabda, “Apabila zina dan riba sudah merajalela di suatu negeri, berarti mereka telah menghalalkan jatuhnya siksa Allah pada diri mereka sendiri”. [HR. Hakim, dalam Al-Mustadrak, ia berkata shahih sanadnya juz 2, hal. 43, no 2261]. 

    عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص: اَيُّ الذَّنْبِ اَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ؟ قَالَ: اَنْ تَجْعَلَ ِللهِ نِدًّا وَ هُوَ خَلَقَكَ، قَالَ: قُلْتُ لَهُ: اِنَّ ذلِكَ لَعَظِيْمٌ. ثُمَّ اَيٌّ؟ قَالَ: ثُمَّ اَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ اَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ. قَالَ، قُلْتُ: ثُمَّ اَيٌّ؟ قَالَ: ثُمَّ اَنْ تُزَانِيَ حَلِيْلَةَ جَارِكَ. مسلم 1: 90
    Dari ‘Abdullah (bin Mas’ud), ia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, “Dosa apa yang paling besar di sisi Allah?”. Beliau menjawab, “Kamu menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dia yang menciptakanmu”. Saya berkata, “Sungguh yang demikian itu sangat besar dosanya”. Saya bertanya lagi, “Kemudian apa ?”. Beliau menjawab, “Kamu membunuh anakmu karena takut dia ikut makan bersamamu”. Saya bertanya lagi, “Kemudian apa ?”. Beliau menjawab, “Kemudian kamu berzina dengan istri tetanggamu”. [HR. Muslim juz 1, hal. 90] 

    عَنِ اْلمِقْدَادِ بْنِ اْلاَسْوَدِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص ِلاَصْحَابِهِ: مَا تَقُوْلُوْنَ فِى الزّنَا؟ قَالُوْا حَرَّمَهُ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ فَهُوَ حَرَامٌ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص ِلاَصْحَابِهِ: َلاَنْ يَزْنِيَ الرَّجُلُ بِعَشْرِ نِسْوَةٍ اَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ اَنْ يَزْنِيَ بِامْرَأَةِ جَارِهِ، قَالَ: فَقَالَ: مَا تَقُوْلُوْنَ فِى السَّرِقَةِ؟ قَالُوْا: حَرَّمَهَا اللهُ وَ رَسُوْلُهُ فَهِيَ حَرَامٌ. قَالَ: َلاَنْ يَسْرِقَ الرَّجُلُ مِنْ عَشَرَةِ اَبْيَاتٍ اَيْسَرُ عَلَيْه مِنْ اَنْ يَسْرِقَ مِنْ جَارِهِ. احمد 9: 226، رقم: 23915 
    Dari Miqdad bin Aswad, ia berkata, Rasulullah SAW bertanya kepada para shahabatnya, “Apa yang kalian katakan tentang zina?”. Para shahabat menjawab, “Zina adalah sesuatu yang Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya, maka zina itu haram sampai hari kiamat”. Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabatnya, “Sungguh seorang laki-laki berzina dengan sepuluh perempuan itu lebih ringan (dosanya) daripada dia berzina dengan seorang istri tetangganya”. Miqdad berkata : Lalu Rasulullah SAW bertanya lagi, “Apa yang kalian katakan tentang mencuri?”. Para shahabat menjawab, “Sesuatu yang Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya, maka mencuri itu haram”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya seorang laki-laki mencuri dari sepuluh rumah (orang lain) itu lebih ringan dosanya daripada ia mencuri dari rumah tetangganya”. [HR. Ahmad, juz 9, hal. 226, no. 23915]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggXl1BqsQ3E3csB_hIiBnoOQiqDhXSZKsXzpBZlhxKgvx1dgjpW5pWK6PB5Wr5SgEy_xvrrRN-UL4sptpzPgaEm2rOpJmnY0zGc5hWxzD002HaNB0IpUbdR7NXUQMHEKFss34mVUn_cwXv/s1600/Zina+copy.jpg

“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (al-Mumtahanah: 12).
Dalil dari Hadist Rasulullah saw:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tiga jenis orang yang Allah tidak mengajak berbicara pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka, tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih: Orang yang berzina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang sombong,” (HR Muslim [107]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rauslullah saw. bersabda, “Tidaklah berzina seorang pezina saat berzina sedang ia dalam keadaan mukmin,”
Sumber Di gambar Masih diriwayatkan darinya dari Nabi saw. beliau bersabda, “Jika seorang hamba berzina maka keluarlah darinya keimanan dan jadilah ia seperti awan mendung. Jika ia meninggalkan zina maka kembalilah keimanan itu kepadanya,” (Shahih, HR Abu Dawud [4690]).
Diriwayatkan dari al-Miqdad bin al-Aswad r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya, “Bagaimana pandangan kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya maka ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya seorang laki-laki berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan daripada ia berzina dengan isteri tetangganya,” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [103]).
Kandungan Dalil tentang Zina
Dari dalil-dalil tersebut, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan tentang larangan zina dalam islam. Ksimpulan yang dapat kita ambil diantaranya adalah:
1.    Ancaman yang keras terhadap pelaku zina. Dan hukuman bagi pezina dikhususkan dengan beberapa perkara:
a.    Kerasnya hukuman
b.    Diumumkannya hukuman
c.    Larangan menaruh rasa kasihan kepada pezina
2.    Hukuman bagi pezina yang belum menikah adalah dicambuk seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Dan hukuman bagi pelaku zina yang telah menikah adalah dirajam sampai mati. Rasulullah saw. telah merajam sebanyak enam orang di antaranya adalah Mu’iz, wanita al-Ghamidiyah dan lain-lain.
3.    Adapun berzina dengan wanita yang masih mahram mewajibkan hukuman yang sangat keras, yakni dibunuh.
Ibnul Qayyim berkata dalam Raudhatul Muhibbin (374), “Adapun jika perbuatan keji itu dilakukan dengan orang yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dari para mahramnya, itu adalah perbuatan yang membinasakan. Dan wajib dibunuh pelakunya bagaimanapun keadaannya. Ini adalah pendapat Imam Ahmad dan yang lainnya.”
4.    Zina ada beberapa cabang, seperti zina mata, zina lisan, dan zina anggota badan. Disebutkan dalam hadits Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw. bersabda, “Allah telah menetapkan atas setiap Bani Adam bagiannya dari zina yang tidak bisa tidak pasti ia mendapatinya. Zina mata adalah melihat, zina lisan adalah berbicara, hati berangan-angan serta bernafsu dan kemaluan membenarkan atau mendustakannya.”
Bentuk-bentuk Perzinaan
Apakah macam-macam perzinaan yang ada di masyarakat? Zina dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
  1. Zina muhshan, yaitu zina yang dilakukan oleh seorang laki-laki atau perempuan yang sudah pernah menikah. Hukuman zina muhshan adalah harus dirajam sampai mati, jika memenuhi saksi sejumlah empat orang.
  2. Zina ghairu muhshan, yaitu zina yang dilakukan seorang laki-laki atau perempuan yang belum pernah menikah atau masih perjaka/gadis.
Bagaimana cara mengetahui seseorang telah melakukan perzinaan? Untuk mengetahui apakah seseorang telah melakukan perbuatan zina atau tidak, hukum Islam menetapkan dua cara, yaitu:
  1. Membuktikan perbuatan zina dengan menghadirkan empat orang saksi. Syarat saksi-saksi yang diperbolehkan dalam kasus perzinaan adalah laki-laki, adil, dan memberikan kesaksian yang sama tentang waktu, tempat, dan pelaku menjalankan perbuatan zina.
  2. Terdapat pengakuan dari pelaku sendiri bahwa dirinya telah berzina. Pelaku yang membuat pernyataan berzina syaratnya harus sudah baligh dan berakal.
Dampak Negatif Perzinaan
Mengapa zina dilarang agama? Islam melarang perbuatan zina karena dampak negatifnya yang sangat besar. Akibat buruk yang ditimbulkan akibat perzinaan antara lain:
  1. Menghancurkan masa depan anak. Anak yang dihasilkan dari hubungan gelap (perzinaan) akan menghadapi masa kanak-kanaknya dengan tidak bahagia karena ia tidak memiliki identitas ayah yang jelas.
  2. Merusak keturunan yang sah bila perzinaan menghasilkan seorang anak atau lebih. Keturunan yang sah menurut Islam adalah anak yang dilahirkan dari pernikahan yang sah. Bila hubungan gelap itu dilakukan dengan dua atau lebih laki-laki, maka akan mengaburkan hubungan nasab atau keturunan kepada bapak yang sebenarnya.
  3. Mendorong perbuatan dosa besar yang lain, seperti menggugurkan kandungan, membunuh wanita yang telah hamil karena perzinaan, atau bunuh diri karena menanggung rasa malu telah berzina.
  4. Menimbulkan berbagai jenis penyakit kelamin seperti, misalnya AIDS, bila perzinaan dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Walaupun saat ini telah ada alat pengaman hubungan cekcual, namun hal tersebut tidak menjamin bebas tertular penyakit cekcual menular.
  5. Terjerat hukuman berupa rajam sebanyak seratus kali atau sampai mati. Hukuman sosial bagi keluarga pelaku zina juga berlaku di masyarakat, dan hukuman ini akan berlaku seumur hidup.
Hikmah Pengharaman Perilaku Zina
Perilaku zina merusak moral masyarakat dan melemahkan sendi-sendi kepribadian bangsa. Adapun hikmah pengharaman perilaku zina adalah sebagai berikut:
  1. Menjaga keturunan agar terhindar dari ketidakjelasan nasab.
  2. Dapat menjaga kesucian dan martabat manusia.
  3. Hukuman berat bagi pelaku zina memberikan pelajaran bagi orang lain berupa rasa takut mendekati zina dan melakukannya.
  4. Terpelihara dari penyakit kotor yang ditimbulkan dari perzinaan seperti penyakit kelamin dan AIDS.
  5. Terhindar dari kejahatan-kejahatan lain yang diakibatkan setelah melakukan perzinaan seperti pengguguran janin dan pembunuhan karena ingin menghindar dari rasa malu.
Cara Menghindari Perzinaan
Lalu, bagaimanakah cara menghindarkan diri dari perilaku zina? Beberapa cara efektif yang bisa kita lakukan untuk menghindarkan diri dari perbuatan zina adalah sebagai berikut:
  1. Hindari mendekati tempat-tempat maksiat yang dapat memberikan peluang dan kesempatan untuk berzina. Sekali kita melangkah masuk ke tempat tersebut, akan sulit untuk berpaling dari beragam kemaksiatan.
  2. Jangan mendekati hal-hal yang menjurus kepada perbuatan zina, seperti berpacaran, berciuman, berpelukan dengan lawan jenis, menonton film porno, atau membaca buku-buku yang di dalamnya terdapat konten pornografi. Mendekati hal-hal yang menjurus kepada zina akan menyebabkan orang tersebut terobsesi untuk melakukan perzinaan.
  3. Memilih teman bergaul yang saleh dan tidak suka mengunjungi tempat-tempat maksiat. Sebab, teman yang saleh akan menebarkan kebaikan kepada temannya, serta selalu mengingatkan tentang bahaya perzinaan.
  4. Menambah ilmu pengetahuan agama dengan menghadiri majelis-majelis taklim. Selain itu, kita juga perlu mengunjungi orang-orang saleh yang akan mengingatkan diri untuk selalu waspada terhadap godaan nafsu dan jebakan ilusi setan dalam perzinaan.
  5. Membaca buku-buku keislaman yang secara spesifik mengingatkan pembacanya mengenai bahaya perzinaan. Dengan memahami bahayanya, seseorang akan menyadari pentingnya menghindari zina dalam kehidupan bermasyarakat.
  6. Membaca Al-Quran sambil merenungi tafsirnya, mengindahkan sabda-sabda Nabi, dan mendengarkan nasihat ulama tentang pentingnya menjauhi segala macam dosa, termasuk berzina dan mendekati zina.
Pergaulan bebas masyarakat modern sangat rentan terhadap perilaku perzinaan. Mari menjaga tingkah laku diri kita sehingga terhindar dari bahaya perzinaan.


Seks chat, barah sosial
GANGGUAN seksual dalam talian boleh dicegah jika wanita lebih berani. Berani membuat tindakan dan berani mengajukan laporan kepada saluran-saluran berkenaan.

Jika dahulu hendak bergambar pun kita saling tersenyum malu malah seboleh-bolehnya menyembunyikan muka tetapi hari ini, teknologi merubah kejanggalan menjadi sesuatu keberanian. Dan keberanian itu seterusnya menjadikan amalan perkongsian gambar sebagai suatu habit yang diterima pakai.

Bergambar dan berkongsi gambar bukan lagi suatu kepelikan malah manusia menjadi lebih berani untuk berkongsi gambar-gambar lucah dalam rangkaian sosial secara terbuka. Ia mencetuskan fenomena maya yang tidak terbendung.

Kecanggihan teknologi hari ini dilihat bukan lagi sesuatu yang membawa kebaikan dan kemajuan. Sebaliknya disalahgunakan sehingga menjadi barah dan merosakkan sosialisasi manusia.

Seks chatt, perkongsian gambar atau link lucah di laman sosial serta penggunaan perkataan yang tidak elok atau berunsurkan seks dalam aplikasi internet telah merebak meracuni minda sebahagian daripada masyarakat kita.

Rendahnya akal dan fikiran mereka yang melakukan perbuatan memalukan ini sememangnya mempamerkan kemunduran akhlak dan psikologi.

Undang-undang gangguan seksual

Sedarkah anda penyebaran gambar lucah, perbualan dan gangguan ke arah kelucahan boleh mensabitkan anda kepada kesalahan di bawah Akta Multimedia dan Komunikasi 1998?

Sekiranya individu yang menerima gangguang itu membuat laporan dan membawa kes ini ke mahkamah bersama bukti-bukti kukuh dan merasakan bahawa mereka amat terganggu dengan mesej dan gambar-gambar tersebut, anda boleh dikenakan hukuman penjara selama tidak lebih setahun atau denda maksimum RM50,000 atau kedua-duanya?

Menurut peguam, Zuwita Kamaruzaman, Seksyen 211 (1) dan 233 (1) Akta Multimedia dan Komunikasi 1998 memperuntukkan adalah satu kesalahan apabila seseorang individu menyiarkan atau menghantar kandungan yang dianggap sumbang, lucah, palsu atau mengancam dengan niat untuk menyakiti, mengganggu atau pun mengugut orang lain.

Kandungan yang dihantar dalam bentuk teks atau melalui imej dan gambar yang bersifat lucah dengan niat untuk mengacau, mendera, mengugut atau pun mengganggu mana-mana orang adalah satu bentuk gangguan seksual.

 Hukuman kesalahan yang disifatkan sebagai gangguan seksual menerusi internet ini terkandung dalam Seksyen 211 (2) Akta Multimedia dan Komunikasi 1998 iaitu seseorang yang disabitkan kesalahan boleh didenda tidak melebihi RM50,000 atau dipenjarakan selama tempoh tidak lebih setahun atau kedua-duanya dan boleh didenda selanjutnya RM1,000 bagi setiap hari atau sebahagian daripada sehari kesalahan itu diteruskan selepas pensabitan.

Justeru, berhati-hatilah dalam menerajui rangkaian sosial. Jangan disalahgunakan kemudahan dan kecanggihan teknologi sedia ada.

Fahami hak anda

Perbuatan lucah menerusi chatting ini boleh dikaitkan dengan permasalahan dari sudut psikologi seseorang. Barangkali, manusia normal pun boleh cenderung menghadapi masalah sama jika setiap hari menerima mesej atau gambar tidak elok menerusi aplikasi whatsapp, hasil perkongsian di grup.

Namun sejauh mana kesahihannya, tidaklah dapat dipastikan dalam entri ini. Tetapi tidak dinafikan bahawa kebarangkalian itu ada.

Justeru, apa yang penting adalah kesedaran manusia. Di mana letaknya kesedaran dan sensitiviti anda sebagai manusia yang waras, yang mempunyai akal fikiran dan kebolehan mentafsir buruk dan baik sesuatu perbuatan.

Tidak perlu berfikir jauh, cukup sekadar memahami bahawa rakan-rakan anda atau kenalan baru di Facebook anda itu adalah ketua keluarga atau seorang wanita yang mempunyai anak-anak. Bayangkan jika anak-anak membuka telefon bimbit tersebut?

Dan kepada wanita yang menjadi mangsa gangguan seksual menerusi online ini, ketahui hak anda dan fahami saluran-saluran untuk anda membuat aduan.

Sekiranya keadaan berlanjutan dan anda merasa tertekan serta terganggu dengan mesej-mesej dan gambar-gambar tersebut, segera bertindak! WOW kongsikan salurannya.
BEBERAPA hari lalu, pemimpin Iran, Ayotollah Ali Khamenei mengeluarkan fatwa untuk mengharamkan sembang internet antara wanita dan lelaki bukan mahram kerana boleh mendorong perbuatan maksiat.
Fatwa itu dipersetujui oleh Mufti Pahang, Datuk Abdul Rahman Osman dan Mufti Pulau Pinang, Datuk Seri Hassan Ahmad yang turut menggesa Majlis Fatwa Kebangsaan turut mengharamkan aktiviti itu bagi mencegah penularan kegiatan bertentangan Islam.
Mereka mahu Majlis Fatwa Kebangsaan mewartakan fatwa dan menyediakan garis panduan mengenai perbuatan ini bagi mencegah penularan pelbagai kegiatan bertentangan Islam yang turut dikesan menjadi faktor keruntuhan institusi perkahwinan umat Islam.
Hassan berkata, Majlis Fatwa Kebangsaan perlu mengkaji keperluan untuk mewartakan fatwa supaya melarang perbualan berbaur maksiat.
Manakala Abdul Rahman pula berkata, masyarakat hari ini berpandangan pergaulan bukan muhrim di media sosial tanpa batasan tidak melanggar hukum Islam kerana ia tidak membabitkan pertemuan secara fizikal.
Di Malaysia, 'chatting' atau komunikasi dengan tulisan melalui jaringan internet semakin menjadi viral tambahan pula internet boleh diakses di mana-mana menggunakan telefon bimbit kini.
Sembang antara lelaki dan perempuan bukan mahram pada dasarnya tidak dilarang apabila perbualan itu mengikut syara'.
Perbualan mengandungi kebaikan, menjaga adab-adab kesopanan, tidak menyebabkan fitnah dan tidak khalwat.

Gesaan Mufti Pahang dan Mufti Penang Harus Dipertimbangkan
Mufti Perak, Tan Sri Harussani Zakaria berkata chatting dalam internet dengan bukan mahram adalah haram dalam Islam, percakapan dan chatting antara lelaki dan perempuan dalam internet seperti membuka pintu fitnah dan maksiat.
Katanya, hal itu adalah hukum Islam dan tiada kaitan dengan pegangan Syiah.
Tan Sri Harussani Zakaria. Pic: www.kl-today.com"Walaupun Iran itu ramai penganut Syiah, tapi apa yang dilakukan adalah mengikut Islam.
Malah, beliau turut menyarankan cara terbaik sekiranya kerajaan ingin mengharamkan chatting seperti yang dilakukan Iran .
"Salah satu caranya adalah dengan menyekat semua akses laman sosial jika kerajaan benar-benar ingin haramkan seperti yang digesa Mufti Pahang dan Penang", katanya kepada mD.
Manakala bagi pendakwah bebas, Datuk Dr. Mashitah Ibrahim berkata, Penguatkuasaan fatwa adalah di bawah bidang kuasa negeri-negeri kerana pentadbiran undang-undang Islam terletak di bawah negeri.
Namun katanya cadangan daripada kedua-dua Mufti Pahang dan Penang itu memerlukan kajian yang lebih teliti kerana orang Islam sendiri harus mendalami teknologi terkini supaya tidak ketinggalan.
"Saya tidak melihat internet ini sesuatu yang tidak baik, banyak perkara yang memerlukan kita berurusan menerusi internet seperti berniaga, saluran maklumat yang cepat dan perlu diakui tidak semua pengguna yang menggunakannya dengan baik...di situ timbulnya penyalahgunaan dan menyebabkan pelbagai perkara tidak diingini berlaku.
Katanya, setiap negeri di negara ini mempunyai fatwa yang berlainan dan mereka berhak mewartakan apa-apa fatwa sekiranya bersesuaian dengan keadaan setempat.
"Jika di Penang mempuyai banyak masalah yang berpunca daripada kegiatan chatting bukan mahram, maka mereka berhak dan negeri lain tidak perlu ikut sekiranya kurang bersesuaian dengan tempat mereka.
"Sebagai contoh, Selangor dan Kedah sudah mewartakan fatwa pengharaman rokok tetapi tidak bagi negeri lain, jadi ini adalah contoh bahawa fatwa boleh diwartakan mengikut kesesuaian negeri", jelasnya kepada mD.
Namun tidak dinafikan banyak kes- kes maksiat, zina, buang bayi dan jenayah yang berpunya daripada aktiviti itu. Logiknya penyalahgunaan itulah juga mungkin boleh menjurus kepada keruntuhan rumah tangga bermula daripada perkenalan melalui sembang internet secara biasa seterusnya kepada cinta di alam siber membabitkan pasangan suami atau isteri yang sudah berkahwin.
Kisahnya, si isteri disepak, dipukul si suami dek kerana sangkakan si isteri curang. Ini berpunca disebabkan keasyikan sang isteri yang suka ber’facebook’.
Sudah banyak kes begini terjadi di negara kita. Bergaduh atau bercerai kerana facebook.
Pendakwah dan Perundingcara Kekeluargaan, Zainal Abidin Yahaya berkata cadangan daripada kedua-dua Mufti dari Pahang dan Penang itu sememangnya harus diberi perhatian oleh Majlis Fatwa Kebangsaan.
Katanya, semakin ramai pasangan yang bercerai kini adalah berpunca daripada kecurangan pasangan yang melibatkan internet.
"Walaupun ianya tidak banyak kes yang berpunca daripada cinta siber, namun kita harus ambil serius berkenaan hal ini dan kemungkinan besar dengan adanya akses internet di telefon bimbit, maka semakin ramai yang terjebak dalam aktiviti ini.
Bagaimanapun jelasnya, penyalahgunaan itu tidaklah seperti faktor utama seperti ekonomi, tiadanya akidah dan wujudnya orang ketiga dalam rumahtangga.
"Ya, memang tidaklah faktor utama tetapi harus diberi perhatian kerana pasangan yang curang sukar dikesan jika bercinta dalam internet.
"Pada mulanya mereka hanya berkenalan sebagai kawan, berchatting seperti biasa dan kemudian bila selalu sangat berchatting, terbit pula rasa rindu dan mulalah bibit-bibit percintaan dan maksiat, jadi saya fikir ia harus diteliti", jelasnya kepada mD.
Tambahan pula dengan perkembangan media sosial, semua orang boleh mengakses facebook atau twitter misalnya, boleh dilakukan di mana-mana saja dan pada bila-bila masa hanya dengan menggunakan sebuah telefon bimbit.

Fatwakan Haram, Salah Satu Cara Kurangkan Jenayah Siber
Masihkah anda ingat dengan kes jururawat berusia 25 tahun yang menjadi ‘tawanan’ seorang Romeo Siber yang mengurungnya di sebuah rumah setelah beberapa hari berkenalan melalui laman Facebook baru-baru ini?
Saban hari pasti ada berita yang dipaparkan media mengenai keganasan dan jenayah siber yang mengundang ketakutan di kalangan masyarakat.
Malah ada juga yang membuang bayi disebabkan hubungan terlarang dengan rakan media sosial berpunca daripada 'chatting' di laman sosial. Semuanya berpunca daripada perkenalan di media sosial, tidak kira Facebook, Twitter atau mungkin WeChat.
Ogos tahun lalu, seorang remaja dituduh merogol seorang gadis yang baru dikenalinya dalam tempoh dua hari menerusi aplikasi WeChat di tepi tangga sebuah pangsapuri.
Tidak hairanlah jika Majlis Fatwa Kebangsaan juga digesa untuk mengharamkan sembang internet diantara lelaki dan wanita bukan muhrim bagi mengelakkan berlakunya maksiat serta jenayah lain.
Penganalisis jenayah, Kamal Affendi Hashim juga menyambut baik langkah yang dikemukakan pihak kedua-dua Mufti itu bagi mengurangkan kadar jenayah siber.
Katanya, apa sahaja cara yang disarankan adalah baik untuk mencegah jenayah berat namun yang lebih utama adalah kawalan kepada diri sendiri (mangsa).
"Banyak jenayah siber kerap berlaku dan kebanyakkannya mereka yang baru sahaja berkenalan malah telah diterangkan bagaimana ia terjadi, penjenayah menggunakan identiti palsu... jika seseorang itu sayangkan nyawa, dia sedar kesannya mengapa mereka masih lagi mahu berdegil dan melayan orang yang baru dikenali di internet?
Jelasnya, chatting di internet juga boleh membawa kepada jenayah melalui ciri perbualan dan boleh didakwa dibawah Akta Perlindungan Kanak- Kanak dan Akta Perlindungan Wanita & Gadis.
"Melalui chatting, ciri-ciri berbualan itu sendiri boleh membuktikan arah tuju komunikasi itu, penipuan siber ini berlaku dimana-mana dan setiap hari pasti ada kejadian melibatkan internet jadi mengapa individu (mangsa) tidak peka?.
Jelasnya, individu yang selalu menjadi mangsa adalah mereka yang merasakan diri mereka tidak akan ditipu kerana status, pendidikan dan berpendapat penipuan hanya berlaku kepada orang lain.
Malah apabila berinteraksi di media sosial, mereka tidak meminta pandangan daripada pihak ketiga seperti rakan atau keluarga untuk membantu mereka mempuat keputusan.
"Itu silapnya, mereka fikir mereka tidak akan ditipu kerana mereka cerdik, keluar dengan rakan yang baru kenal tanpa pengetahuan rakan atau keluarga... maka inilah kesannya," jelasnya kepada mD.

 Fitnah siber!
telefon
Gambar hiasan.
SENARIO hari ini menyaksikan masyarakat begitu kalut berfitnah, maklumat palsu, berprasangka buruk, pernyataan beremosi sehingga wujud salah faham yang membawa kepada caci, kutuk, menuduh, malah membuat kesimpulan dan menghukum seseorang dengan bersandarkan maklumat yang diviralkan di media-media sosial.

Tidak dinafikan, medium seperti WhatsApp, Intagram, Twitter, Facebook, WeChat dab pelbagai aplikasi lain lagi, banyak mendatangkan kebaikan walaupun dalam masa sama  meninggalkan kesan negatif. Segelintir pihak menjadikan  aplikasi talian ini sebagai punca pendapatan sehingga sanggup berhenti kerja meninggalkan gaji besar. Ada juga kelompok yang menggunakan platform ini sebagai medan menyeru ke arah kebaikan.

Dalam ada baik terpalit juga buruknya, begitulah adat dunia. Teknologi itu diciptakan untuk memudahkan urusan kehidupan, namun ada pula pihak yang menyalahgunakannya. Kita sedia maklum, teknologi berubah dari masa ke masa dan ia sentiasa ditambah baik sehingga tanpa menekan apa-apa butang pun, alatan canggih boleh berbunyi dan berfungsi.

Hari ini, kecanggihan teknologi dan individu yang menggunakannya benar-benar mengubah prinsip hukum dan adab dalam menyebarkan maklumat menurut kaca mata Islam.

Pendakwah, Prof Madya Mohd Nor Mamat, berkata terdapat beberapa golongan yang mencetuskan terjadinya fitnah alam siber ini antaranya mereka yang sememangnya berniat jahat, memfitnah orang, memburuk-burukkan atau menjatuhkan nama baik orang lain. Golongan ini seharusnya dijatuhkan hukuman berat sebagai pemfitnah. Malah orang yang disabitkan kesalahannya dalam hal ini tidak layak untuk dipercayai kata-katanya, tidak boleh menjadi saksi dan mereka boleh dihukum sebagai fasik.

"Golongan ini tidak berwaspada dengan risiko silap faham dan kemungkinan dipergunakan bagi tujuan yang tidak baik. Mereka bukanlah berniat untuk menyebarkan fitnah, tetapi kurang sedar dengan tipu helah siber yang memungkinkan seribu satu penyalahgunaan.

"Kadangkala mereka ini adalah keyboard warrior yang sukakan perhatian. Saya fikir ramai golongan begini dalam masyarakat kita, kerana itu pendidikan mengenai etika Islam di alam siber perlu dipertingkatkan. Undang-undang yang sedia ada juga perlu diperketatkan," katanya kepada Rehal.

Menurutnya, golongan jahil dan menyebarkan maklumat yang dirasakannya baik dengan tujuan  memberi manfaat kepada orang lain tanpa menilai terlebih dahulu kesahihan.

Andai kita termasuk dalam golongan sebegini, cepat-cepatlah ingat hadis Nabi Muhammad SAW  yang bermaksud berdiam diri itu lebih berpahala berbanding menyebarkan berita atau ilmu yang langsung tidak diketahui kebenarannya. 

Kelompok yang menjadi mangsa kepada permainan fitnah oleh golongan berkenaan seharusnya dibantu dan dibimbing agar lebih berhati-hati dengan risiko interaksi atau komunikasi di alam siber.

Ustaz Mohd Nor berkata, golongan ini wujud dalam kalangan orang yang 'baik-baik' - bertindak reflektif kepada persekitaran negatif dan akhirnya bertindak secara negatif. Jangan pula sampai mengambil tindakan sendiri untuk mempertahankan diri dengan mencipta fitnah terhadap golongan lain.

Situasi berkenaan lantas mewujudkan budaya berbalas maki hamun, dedahkan aib saudara seagama dan sebagainya. Akhirnya, suasana fitnah berterusan dan tiada kesudahan.

"Saya percaya, suasana ini timbul dan dimulakan oleh kelompok yang kecil. Pihak yang terlibat tidak perlu menuding jari kepada sesiapa.

"Sifirnya mudah, jika mahukan keadaan aman dan harmoni tanpa  fitnah memfitnah kitalah yang perlu mulakan perubahan untuk menjadi baik," katanya yang juga Timbalan Dekan (Hal Ehwal Pelajar) Akademi Pengajian Islam Kontemporari (Acis) Universiti Teknologi Mara (UiTM) Shah Alam ini.


Teliti maklumat

Beliau menambah, sudah ada undang-undang sivil dikenakan kepada pemfitnah siber ini. Namun, dalam konteks agama belum ada lagi undang-undang Islam yang membicarakan perihal ini secara khusus.Tetapi, Islam melihat penyebaran fitnah, penyampaian maklumat palsu ataupun tidak disahkan kepastiannya  bersalahan di sisi ALLAH SWT.

Memang mudah menyebarkan maklumat palsu terutama dalam alam siber yang tidak mengenali antara satu sama lain, tetapi amaran ALLAH seharusnya menjadi bekalan pendinding agar sentiasa beretika dengan-Nya.

Renunglah firman ALLAH SWT yang bermaksud: "(Ingatlah) ketika kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal di sisi ALLAH adalah besar." (Surah An-Nur: 15)


Sumber sahih

Kita haruslah mementingkan sumber yang sahih dan mengelakkan daripada prejudis serta prasangka tanpa maklumat yang tepat. Hari ini, fitnah dan berita palsu banyak tersebar akibat sikap prasangka sebati dalam budaya kita.

ALLAH mengingatkan kita mengenai ancaman azab-Nya terhadap orang yang banyak berprasangka dan menggunakan saluran maklumat untuk tujuan jahat atau propaganda bagi menjatuhkan orang lain. ALLAH SWT berfirman: "Hai orang yang beriman!

Jauhilah kebanyakan salah sangka (dugaan terhadap sesama Muslim) kerana sebahagian sangkaan itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari aib orang serta janganlah setengah kamu mengumpat yang lainnya. Sukakah salah seorang kamu bahawa dia memakan daging saudaranya yang telah mati (bangkai)? Maka tentu kamu benci memakannya…" (Surah Al-Hujurat: 12)

Ustaz Mohd Nor menambah, berdasarkan kepada perspektif al-Quran dan hadis serta pandangan ulama dalam bentuk aplikasinya, Al-Quran menggariskan tips berbicara ataupun menulis dalam komunikasi kita, hanya perkara yang baik-baik sahaja (Qaulan Ma’rufa) dan bukannya dipalsukan atau ditokok tambah (Qaulan Sadida), dengan cara yang baik dan positif (Qaulan Karima), bahasa yang mudah difahami dan tidak mengelirukan (Qaulan Maisura), lemah lembut (Qaulan Layyina) serta dengan jelas dan jangan disensasikan sehingga menimbulkan teka teki ataupun silap faham (Qaulan Baligha).

"Individu berkenaan perlu menerapkan sifat mulia Rasulullah SAW sama ada semasa bersemuka atau di alam maya. Kita hendaklah sentiasa bercakap benar, bertanggungjawab dengan apa yang diperkatakan, tidak menyembunyikan sesuatu yang menjadikan orang salah faham dan berkomunikasi secara bijak dalam berdakwah dan bersosial.

"Meskipun kita tidak popular dengan sensasi, tetapi inilah yang sebenarnya menjadi asas kepercayaan, penghormatan serta tarikan kepada dakwah yang kita sampaikan. Kata pujangga: Beribu kali kita bercakap kebenaran, orang mudah terlupa, tetapi sekali kita bercakap pembohongan, orang muda ingat sampai bila-bila," Katanya.


Praktis beretika

Marilah kita memulakan praktis secara lebih beretika untuk mendapatkan maklumat dalam internet agar ia menjadi transaksi ilmu yang dikira sebagai ibadah. Antaranya:

Hendaklah kita biasakan diri dengan merujuk maklumat dan ilmu daripada laman web yang diyakini autoritinya sahaja, seperti pengenalan .edu, .gov atau sebagainya berbanding viral yang disebarkan secara bebas tanpa identiti yang diyakini.

Hendaklah kita menganggap diri seorang murid dengan adabnya yang betul ketika mendapatkan maklumat daripada internet, agar terhasil suasana barakah dan menghasilkan manfaat ilmu. Pilihlah guru yang dikenali dan diketahui kesahihannya sahaja.

Elakkan daripada mengunjungi sumber maklumat di alam siber yang berbentuk forum bebas, blog, Facebook atau laman hos bebas kecuali benar-benar kita mengenali autoriti penyedianya.

Dalam konteks jaringan sosial di alam siber seperti menerusi Facebook, Twitter, WeChat, Aplikasi WhatsApp, chatting dan emel menuntut praktis secara lebih beradab untuk mencapai status ibadah berkomunikasi dan silaturahim yang memenuhi tuntutan hablun minannas.

No comments:

Post a Comment