BACAAN QURAN

Listen to Quran

Monday, 11 January 2016

MERUNGKAI MAKNA KUTHBAH TERAKHIR RASULULLAH SAW.


Memaknai Khutbah Terakhir Rasulullah di Padang Arafah 9 Dzulhijjah Tahun 10 H 14 Oktober 2013 07:28:01 Diperbarui: 24 Juni 2015 06:34:23 Dibaca : 2,470 Komentar : 0 Nilai : 0 Memaknai Khutbah Terakhir Rasulullah Di Padang Arafah 9 Dzulhijjah Tahun 10 H ==================== Memaknai Khutbah Terakhir Rasulullah Di Padang Arafah Assalamualaikum wr.wb Saudaraku, Puncak ibadah haji yang jatuh pada 9 Zulhijah, konsentrasi seluruh jemaah mulai tertuju pada Padang Arafah. Inti pelaksanaan ibadah haji yang berujung di Arafah ini adalah egalitarian (kesamaan derajat). Hal itu diwujudkan dengan lambang pakaian ihram yang tak berjahit dan semuanya berwarna putih. Menyatu dalam hamparan 'permadani' padang pasir dan bernaung di bawah tenda-tenda yang juga berwarna putih. Putih lambang kesucian, seputih kalbu mereka yang terus-menerus bersimpuh di hadapan Allah dengan kata-kata dan pengharapan yang sama. Walau kulit, ras, suku, bahasa, dan adat istiadat mereka berbeda, namun di Padang Arafah ini mereka semua menyatu dan hanyut dalam kebesaran Allah dengan sejenak melupakan kebanggaan-kebanggaan duniawi yang bersifat sementara dan semu. Puncak wukuf di Arafah adalah Khutbah wukuf. 

Dalam setiap Khutbah selalu diperdengarkan Khutbah Rasulullah yang pernah beliau sampaikan pada saat mengerjakan haji terakhir (haji wada') sekitar 10 H. Tidak kurang seratus ribu jemaah turut serta dalam rombongan Rasulullah tersebut. Mengenai Khutbah Rasulullah ini, adalah Khutbah yang amat agung dan di dalamnya beliau menyampaikan kaidah-kaidah Islam, menghancurkan sendi-sendi kemusyrikan dan jahiliah. Beliau menyampaikan hal-hal yang diharamkan, seperti yang juga diharamkan agama-agama samawi lainnya. Baik yang berkaitan dengan darah, harta, maupun kehormatan diri. Juga meletakkan berbagai urusan jahiliah di telapak kakinya, membatalkan sesembahan jahiliah, mewasiatkan perlakuan yang baik terhadap wanita dengan menyebutkan hak-hak wanita yang harus dipenuhi dan kewajiban-kewajibannya. Khutbah Rasulullah pertama-tama dimulai dengan menyeru kepada 'wahai manusia' dan bukan 'wahai umat Islam'. Dari sini saja sudah tampak maksud Khutbah Rasulullah ini yang ditujukan kepada seluruh umat manusia dan bukan hanya kepada umat Islam. Berikut kutipan dari Khutbah Rasulullah tersebut. ''Wahai manusia, Tuhanmu hanyalah satu dan asalmu juga satu. Kamu semua berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah. Keturunan, warna kulit, bangsa tidak menyebabkan seseorang lebih baik daripada yang lain. Orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling takwa. Orang Arab tidak lebih mulia daripada yang bukan Arab, sebaliknya orang bukan Arab tidak lebih mulia daripada orang Arab. Begitu pula orang kulit berwarna dengan orang kulit hitam dan sebaliknya orang kulit hitam dengan orang kulit berwarna, kecuali karena takwanya.'' Persaudaraan universal Pesan dari Khutbah ini adalah persaudaraan universal yang menafikan perbedaan di antara sesama manusia. 

Di mata Allah perbedaan ada karena takwanya. Dalam konteks Indonesia yang akhir-akhir ini diwarnai dengan konflik antarsuku, kiranya pesan ini dapat merasuk ke dalam kalbu setiap jemaah haji sekembalinya ke Tanah Air. Dari sana kemudian memancar ke dalam kalbu sanak saudara dan orang-orang di sekitarnya. Suatu pesan yang artinya kira-kira sama dengan semboyan bangsa Indonesia, 'Bhinneka Tunggal Ika'. Tidak ada kelebihan antara suku Jawa dan suku Sunda, suku Dayak dan suku Madura, suku Melayu, Batak, Ambon, Bugis, Banjar, dan sebaliknya. Persaudaraan universal juga melampaui batas-batas agama. Artinya umat manusia tetap bersaudara meskipun mereka menganut agama yang berbeda-beda. Ini tentu sejalan dengan permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, yakni munculnya pertikaian antaragama yang akhir-akhir ini sedang melaksanakan upaya perdamaian. Bercermin dari Khutbah Rasulullah tersebut, bahwa umat manusia adalah satu, yakni sama-sama keturunan Adam. Karena itu mereka adalah saudara. Dan, persaudaraan hakiki adalah hilangnya rasa permusuhan dan dendam kesumat di antara sesama pemeluk agama. Bangsa Indonesia, meskipun memeluk agama yang berbeda-beda, mereka semua berasal dari satu keturunan. Ini yang tak bisa dimungkiri. Dan, ini juga menjadi prinsip-prinsip dasar Islam sebagaimana yang disampaikan Rasulullah. Kecuali persaudaraan universal, Khutbah Rasulullah juga mengandung pesan adanya penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia. ''Wahai manusia! Sesungguhnya darah, harta kalian, kehormatan kalian sama sucinya seperti hari ini, pada bulan ini, di negeri ini. Sesungguhnya kaum mukmin itu bersaudara. Tidak boleh ditumpahkan darahnya, tidak boleh dirampas hartanya, dan tidak boleh dicemarkan kehormatannya. Dengan demikian kamu tidak menganiaya dan tidak teraniaya.'' Kemudian khusus kepada kaum wanita, Rasulullah juga berpesan, ''Aku wasiatkan agar kalian memperlakukan kaum wanita dengan sebaik-baiknya.'' Pesan ini mengandung arti bahwa kaum wanita harus diperlakukan sebagaimana manusia lainnya. Islam datang untuk meluruskan itu semua. Islam menghargai hak-hak wanita.*** Selain itu, pesan dalam khutbah Nabi Muhammad saw tersebut mengingatkankan para jemaah haji untuk selalu menjaga persaudaraan dengan baik, di mana mekah dan padang Arafah merupakan tempat berkumpulnya umat muslim sedunia ketika musim haji. Menjaga nilai-nilai persaudaraan, hak-hak asasi manusia, serta menjaga kehormatan setiap manusia sangatlah penting, terutama ketika beribadah haji. Contohnya, melempar jumrah yang dilakukan oleh jutaan umat hendaknya dilakukan dengan tertib, tanpa saling dorong-mendorong, dan lain sebagainya. Inilah khutbah Nabi Muhammad saw di Padang Arafah: ====================- (Khutbah ini disampaikan pada 9 Dzulhijjah 10 H dilembah Uranah, Arafah) “Wahai manusia sekalian, dengarkanlah perkataanku ini, karena aku tidak mengetahui apakah aku dapat menjumpaimu lagi setelah tahun ini di tempat wukuf ini. Wahai manusia sekalian, Sesungguhnya darah kamu dan harta kekayaan kamu merupakan kemuliaan (haram dirusak oleh orang lain) bagi kamu sekalian, sebagaimana mulianya hari ini di bulan yang mulia ini, di negeri yang mulia ini.Ketahuilah sesungguhnya segala tradisi jahiliyah mulai hari ini tidak boleh dipakai lagi. 

Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara kemanusiaan (seperti pembunuhan, dendam, dan lain-lain) yang telah terjadi di masa jahiliyah, semuanya batal dan tidak boleh berlaku lagi. (Sebagai contoh) hari ini aku nyatakan pembatalan pembunuhan balasan atas terbunuhnya Ibnu Rabi’ah bin Haris yang terjadi pada masa jahiliyah dahulu. Transaksi riba yang dilakukan pada masa jahiliyah juga tidak sudah tidak berlaku lagi sejak hari ini. Transaksi yang aku nyatakan tidak berlaku lagi adalah transaksi riba Abbas bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya seluruh transaksi riba itu semuanya batal dan tidak berlaku lagi. Wahai manusia sekalian, Sesungguhnya syetan itu telah putus asa untuk dapat disembah oleh manusia di negeri ini, akan tetapi syetan itu masih terus berusaha (untuk menganggu kamu) dengan cara yang lain. Syetan akan merasa puas jika kamu sekalian melakukan perbuatan yang tercela. Oleh karena itu hendaklah kamu menjaga agama kamu dengan baik. Wahai manusia sekalian, Sesungguhnya merubah-rubah bulan suci itu akan menambah kekafiran. Dengan cara itulah orang-orang kafir menjadi tersesat. Pada tahun yang satu mereka langgar dan pada tahun yang lain mereka sucikan untuk disesuaikan dengan hitungan yang telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah. Kemudian kamu menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang telah dihalalkan-Nya. 

Sesungguhnya zaman akan terus berputar, seperti keadaan berputarnya pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adalah dua belas bulan. Empat bulan diantaranya adalah bulan-bulan suci. Tiga bulan berturut-turut: Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Bulan Rajab adalah bulan antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban. Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka (menjadi isteri) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kamu sekalian dengan nama Allah. Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kamu dan isteri kamu mempunyai kewajiban terhadap diri kamu. Kewajiban mereka terhadap kamu adalah mereka tidak boleh memberi izin masuk orang yang tidak kamu suka ke dalam rumah kamu. Jika mereka melakukan hal demikian, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Sedangkan kewajiban kamu terhadap mereka adalah memberi nafkah, dan pakaian yang baik kepada mereka. Maka perhatikanlah perkataanku ini, wahai manusia sekalian..sesungguhnya aku telah menyampaikannya… Aku tinggalkan sesuatu bagi kamu sekalian. Jika kamu berpegang teguh dengan apa yang aku tinggalkan itu, maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Kitab Allah (Al Quran) dan sunnah nabi-Nya (Al-Hadits) Wahai manusia sekalian, dengarkanlah dan ta’atlah kamu kepada pemimpin kamu , walaupun kamu dipimpin oleh seorang hamba sahaya dari negeri Habsyah yang berhidung pesek, selama dia tetap menjalankan ajaran kitabullah (Al Quran ) kepada kalian semua. Lakukanlah sikap yang baik terhadap hamba sahaya. Berikanlah makan kepada mereka dengan apa yang kamu makan dan berikanlah pakaian kepada mereka dengan pakaian yang kamu pakai. Jika mereka melakukan sesuatu kesalahan yang tidak dapat kamu ma’afkan, maka juallah hamba sahaya tersebut dan janganlah kamu menyiksa mereka. Wahai manuisia sekalian, Dengarkanlah perkataanku ini dan perhatikanlah. Ketahuilah oleh kamu sekalian, bahwa setiap muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, dan semua kaum muslimin itu adalah bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu milik saudaranya kecuali dengan senang hati yang telah diberikannya dengan senang hati. Oleh sebab itu janganlah kamu menganiaya diri kamu sendiri. Ya Allah, sudahkah aku menyampaikan pesan ini kepada mereka..? Kamu sekalian akan menemui Allah, maka setelah kepergianku nanti janganlah kamu menjadi sesat seperti sebagian kamu memukul tengkuk sebagian yang lain. Hendaklah mereka yang hadir dan mendengar khutbah ini menyampaikan kepada mereka yang tidak hadir. Mungkin nanti orang yang mendengar berita tentang khutbah ini lebih memahami daripada mereka yang mendengar langsung pada hari ini. Kalau kamu semua nanti akan ditanya tentang aku, maka apakah yang akan kamu katakan? Semua yang hadir menjawab: Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan tentang kerasulanmu, engkau telah menunaikan amanah, dan telah memberikan nasehat. Sambil menunjuk ke langit, Nabi Muhammad saw kemudian bersabda: ” Ya Allah, saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah, saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah, saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah, saksikanlah pernyataan mereka ini.”(HR. Bukhari dan Muslim) Dari khutbah diatas dapat kita lihat bagaimana Rasulullah berpesan kepada umatnya untuk menjaga nilai-nilai persaudaraan, hak-hak asasi manusia , kehormatan manusia yang lain baik secara individu, dalam keluarga dan dalam masyarakat. Pesan kemanusiaan inilah yang merupakan intisari dari ibadah haji. Haji mabrur juga merupakan aplikasi daripada khutbah Arafah, sebab kalimat "mabrur" yang bermakna "berbuat baik kepada orang lain " merupakan aplikasi daripada nilai-nilai persaudaraan, nilai ukhuwah, antar individu dengan individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok dengan kelompok, sehingga membentuk jamaah dan ummah yang "khairu umah " bagi manusia sejagad. Wallhu A'lam bissawab Semoga Shalawat dan salam senantiasa tercurah buat junjungan kita, Baginda Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam beserta keluarganya dan para sahabat yang mengikutinya. Allahumma shali ala Sayyidina Muhammad wa ala ali Sayyidina Muhammad Jakarta, 13 Oktober 2013 Semoga bermanfaat Wassalamualaikum wr.wb  #copypaste# Imam Puji Hartono (IPH)

No comments:

Post a Comment